Jualan Itu Mudah

11.28

Jualan itu sulit?

Supaya mapan finansial, saya selalu menganjurkan dan mengajarkan lima hal, salah satunya 'gemar jualan'. Ini saya sampaikan di seminar-seminar saya, terutama di kalangan entrepreneur.

Kemarin saya membawakan seminar 'Marketing with Love' untuk sebuah komunitas. Ramai alhamdulillah. Rencananya sih, saya tampil 2.5 jam. Karena keasyikan, eh jadinya malah 3,5 jam. Hehehe. Soalnya wajah-wajah mereka terlihat sangat antusias.

Mbak Diaz, inisiator komunitas itu, sekarang sudah mencetak omset Rp 2 M sebulan. Apa resepnya? Di hadapan teman-temannya, ia mengaku sudah belasan kali mengikuti seminar saya dan menerapkan apa-apa yang saya sampaikan. Rp 2 M itulah salah satu hasilnya. Belum lagi karunia lain berupa keturunan, meningkatnya amal, dll.

Jadi, benarkah jualan itu sulit?  Tak sedikit orang yang menganggap jualan itu sulit. Jangan-jangan Anda juga termasuk.

Begini. Cobalah berpikir soal jualan itu dengan sudut pandang yang berbeda. Kalau sudut pandang ini Anda ubah, maka semangat jualan Anda akan menyala dan membara kembali, seperti saat gembiranya Anda mendapat closingan pertama kali. Wow!

Yang bilang jualan itu susah, yah memang iya. Kalau mau dibuat susah. Padahal bisa dibawa mudah dan menyenangkan. Bukankan jualan itu sebenarnya membantu urusan orang dan memudahkan urusan orang. (Saya dkk lagi menyusun buku tips laris jualan buat pemula. Doakan cepat kelar ya.) 

Lho kok bisa? Ya, bisa. Bukankah orang lapar dan butuh makan pagi, kemudian dibantu dengan adanya penjual nasi uduk? Ada orang haus di pinggir jalan, kemudian dibantu dengan adanya penjual teh botol.

Ada orang letih dan lelah, kemudian dibantu dengan adanya tukang pijat dan jasa refleksi. Macam-macamlah contohnya. Intinya jualan itu membantu orang. Mensolusikan. Mulia sekali tho?

Sudah 2 hari ini, saya menemani peserta yang magang. Saya salut sama mereka. Mereka datang dari berbagai penjuru Indonesia. Dari Bali, Aceh, Palembang, Semarang, Malang, dll. Menjemput ilmu, judulnya. Nyantri, istilah lainnya.

Saya dan tim membimbing mereka untuk mahir jualan secara offline, pada 2 hari pertama. Kemudian berlanjut, mahir jualan secara online. Kenapa? Mapan finansial, itulah salah satu tujuannya. Mari biasakan diri kita dengan 'gemar jualan'.

#dibagi dari saluran telegram Ippho Santosa - ipphoright

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe