Milikilah Mental Pemenang Bukan Pecundang

14.55

Kemarin saya berada di Pekanbaru. Minggu ini di Malang, insya Allah. Berseminar.

Inilah yang saya sarankan kepada peserta seminar, "Belajar, belajar, belajar!" Kalau belajar, rezeki akan lebih mudah untuk dikejar. Kalau belajar, kita akan berdiri dengan lainnya dengan sejajar. Namun tak semua orang mau belajar. Di antara mereka malah mengajukan alasan-alasan yang tak wajar.

Kita semua sepakat bahwa yang suka beralasan dan bermalasan itu adalah ciri para pecundang. Sepenuh hati saya berharap, Anda menghindarinya. Sekali lagi, menghindarinya. Apa perlu saya ulangi untuk ketiga kalinya?

Ironisnya, inilah alasan-alasan mereka.

- Saat kita menyarankan sesuatu yang baru, alasannya "Saya nggak punya ilmu, nggak punya pengalaman."

- Saat kita memberitahu ilmu dan cara-caranya, katanya "Kamu sok tahu," atau "Ah ini susah," atau "Di sana sih berhasil, di sini belum tentu."

- Saat kita memberitahu investasi yang besar, alasannya "Saya nggak punya uang."

- Saat kita memberitahu investasi yang kecil, alasannya "Hasilnya kekecilan, hasilnya kelamaan."

- Saat teman-temannya sukses duluan, alasannya "Itu kebetulan saja. Nasib orang kan beda-beda."

- Dikasih gratis, murah, atau refund, katanya "Mau memanfaatkan saya? Mau menipu saya? Kamu pikir saya bodoh ya?"

- Dikasih motivasi, tak percaya. Dikasih bukti, katanya pamer. Saat kita berhenti memotivasi, katanya "Kamu lagi bangkrut ya?"

#TepokJidat, hehehe.

Celetukan mereka "Ah, motivator itu ngomong doang. Kalau ngomong doang, aku juga bisa." Oya? Yakin bisa? Sekiranya bisa, berapa orang yang mau mendengarkanmu? Berapa orang yang berubah setelah mendengarkanmu? Perlu dicatat, banyak motivator yang juga bisa action, nggak ngomong doang.

Btw, jangan meremehkan kemampuan ngomong. Bukankah seorang Muhammad, Isa, atau Buddha bisa mempengaruhi miliaran manusia karena kemampuan bicaranya? Bukankah pahlawan sekaliber Bung Karno dan Bung Tomo tak terlepas dari kemampuan bicaranya? Orasi. Belum lagi kalau kita membahas profesi guru, dosen, dan ustadz.

Bagi saya, simple saja. Lazimnya, saya hanya mengajar orang yang siap diajar. Ini sih wajar. Apalagi Robert Kiyosaki pernah berujar, "Jangan mengajari babi bernyanyi." Anda capek, babinya lebih capek. Hehehe.

Saya nggak terlalu tertarik menghabiskan waktu saya hanya untuk meyakinkan mereka yang suka beralasan. Saya capek, merekanya lebih capek. Akan jauh lebih efisien dan efektif jika kita mencurahkan perhatian pada orang-orang yang siap diajar. Ini namanya prioritas.

Saya berharap, Anda memilki mental pemenang. Mau belajar. Nggak beralasan, nggak bermalasan. Sekian dari saya, Ippho Santosa. www.ippho.com

#dibagi dari saluran telegram Ippho Santosa - ipphoright

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe