Benarkah New Zealand itu Negara Paling Islami?

13.44

Prof Mahfud MD dulu pernah ngetwit, "Di Indonesia banyak orang Islam tapi perilakunya kurang islami. Di New Zealand hampir-hampir tidak ada orang Islam tapi perilakunya islami." Kurang-lebih begitu bunyinya.

Twit ini merespons hasil penelitian Prof Hossein Askari yang menempatkan New Zealand sebagai negara paling islami di dunia. Artinya, nilai-nilai Islam yang universal seperti kejujuran, kesetaraan, kebersihan, pembelajaran dll diterapkan dengan sangat baik di sana.

Hasil penelitian ini juga pernah dibahas oleh Anies Baswedan, salah satu menteri kita.

Kita kadang prihatin, negeri-negeri muslim yang kaya sumber daya alam sering sekali abai dan lalai dengan ilmu. Kuliah, malas. Riset, malas. Menulis, malas. Membaca, malas. Sehingga untuk urusan riset-riset dan buku-buku, kita hampir-hampir selalu menginduk ke Barat. Padahal Islam sangat memuliakan ilmu.

Ngomong-ngomong Anda tahu:
-       Siapa mentornya Soekarno?
-       Siapa mentornya Tan Malaka?
-       Siapa mentornya M. Natsir?

Ternyata orangnya yang sama. Siapakah orang hebat itu? Dialah HOS Tjokroaminoto, gurunya para pendiri bangsa, yang juga perintis Serikat Dagang Islam. Perihal HOS Tjokroaminoto sebagai mentor ini diingatkan kembali oleh Anies Baswedan sewaktu mengundang 20-an profesional dan motivator, salah satunya saya.

Ya, mentor itu gudangnya ilmu.

Di seminar-seminar sering saya sampaikan bahwa Nabi Muhammad saja punya mentor. Ini beneran. Untuk urusan bisnis, yang menjadi mentor adalah pamannya. Untuk urusan agama, yang menjadi mentor adalah Malaikat Jibril. Boleh dibilang, mentor adalah pihak yang bisa membimbing kita menuju impian kita, karena dia lebih dahulu mencapainya dan dia bisa mengajarkan cara-cara mencapainya.

Ada orang yang bisa mencapai, namun tidak bisa mengajar. Sebaliknya, ada orang yang bisa mengajar, namun belum pernah mencapai. Kedua-duanya perlu. Sekiranya kita harus mengorbankan waktu dan uang demi mendekati sang mentor, yah keluarkan saja. Saya pun begitu, dari dulu sampai sekarang. Hasil akhirnya, malah menghemat waktu dan uang saya. Karena saya tahu persis, coba-coba sendiri jauh lebih lama dan jauh lebih mahal.

Belajarlah. Cari ilmu. Cari mentor. Mudah-mudahan nasib kita membaik. Sekian dari saya, Ippho Santosa. Share ya.

#dibagi dari saluran telegram Ippho Santosa - ipphoright

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe