Nasihat Ippho Santosa untuk Para Jomblo
11.53Anda sudah menikah?
Punya saudara yang belum menikah?
Jones? Jomblo?
Benarkah itu jelek?
Hehehe.
Ternyata nggak juga. Sebuah studi dari Journal of Social and Personal Relationships menemukan bahwa orang yang menjomblo bukanlah sosok kesepian seperti anggapan orang selama ini.
Anda-Anda yang jomblo pasti bersemangat sekali membaca riset ini, hehehe.
Riset tadi dihelat oleh peneliti Natalia Sarkisian dan Naomi Gerstel. Hasilnya, orang yang berstatus lajang memiliki kehidupan sosial yang lebih baik ketimbang pasangan yang telah menikah. Kok bisa?
Ya, bisa. Orang yang berstatus lajang lebih mampu bersosialisasi dengan baik terhadap teman, tetangga, orangtua, dan saudara kandung ketimbang orang seusianya yang telah menikah.
Kan mereka lebih leluasa dari segi waktu dan tidak terikat apapun. Selain itu, studi ini menemukan pula wanita dan pria yang belum menikah juga cenderung lebih mudah memberi dan menerima bantuan. Mereka tidak perlu berembuk dulu dengan siapapun. Ini sisi positifnya.
Terkait lajang alias single, sampai-sampai kemarin saya menulis status:
"MAU MENGUBAH dunia? Lakukan saja sekarang, selagi single. Ntar kalau sudah nikah, ngubah channel TV aja susah."
Hehehe, jangan terlalu serius.
Akan tetapi, para peneliti dari University of Toronto, Kanada menemukan bahwa 37 persen orang merasa takut hidup sebagai lajang alias single. Ditemukan bahwa orang yang takut melajang cenderung kurang selektif dalam memilih pasangan. Ini pun kurang baik.
Menjomblo sambil menjaga diri dan memantaskan diri adalah pilihan yang terbaik. Tak ada yang salah dengan itu. Nah, bagi Anda yang ingin menjemput jodoh dan rumahtangga yang lebih baik, ada baiknya baca buku 'Enteng Jodoh Enteng Rezeki' karya saya bareng Shamsi Ali (Imam di New York). Telah hadir di Gramedia, royalti 100% untuk sedekah.
Terus, gimana dengan falsafah 'belahan jiwa'?
Sering disebut-sebut pasangan suami istri adalah dua jiwa berbeda yang dipersatukan. Apa betul itu? Ternyata, riset genetik menunjukkan bahwa suami istri di dunia cenderung memiliki DNA yang sama. Menakjubkan. Ini menurut Ben Domingue dari University of California setelah meneliti 800 pasangan.
Bagaimana dengan belahan jiwa Anda? Sudahkah ditemukan? Kalau sudah ditemukan, sudahkan dibahagiakan?
Sekian dari saya, Ippho Santosa.
#dibagi dari channel telegram Ippho Santosa - ipphoright
0 komentar